Jangan Suka Berdebat!

February 7, 20150 comments

Gambar diambil dari http://www.guidethewaytoheaven.blogspot.com

Debat kusir, berbantah-bantahan, atau adu argumen sudah tidak asing lagi di jaman sekarang. Di manapun, kapanpun, siapapun, dan bagaimanapun kondisinya, perdebatan akan selalu ada. Berdebat bisa terjadi di rumah, sekolah, tempat kerja, tempat umum, forum-forum, media sosial, dan tempat lain yang dianggap sudah biasa dan wajar. Banyak hal yang bisa memicu terjadinya perdebatan, dan jika tidak bisa mengendalikan emosi bisa-bisa terjadi pertengkaran yang berujung perkelahian atau yang paling ekstrim peperangan.
Dalam Islam, berdebat sangatlah dilarang. Bahkan Rasulullah SAW mengatakan bahwa orang yang menghindari perdebatan justru memperoleh pahala. Berikut ini beberapa hadits yang mendasari dilarangnya berdebat dalam Islam.
Abu Hurairah ra. mengatakan, Muhammad Rasulullah SAW bersabda,"Apa yang telah kularang kamu mengerjakannya, hentikanlah. Dan apa yang aku perintahkan kamu mengerjakannya, lakukanlah sekuat kemampuanmu. Sesungguhnya umat sebelum kamu binasa karena mereka banyak bertanya, dan banyak mendebat terhadap nabi-nabi mereka." (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits di atas, orang-orang terdahulu banyak yang binasa karena banyak bertanya dan banyak mendebat nabi-nabi di jamannya. Orang yang banyak mendebat biasanya untuk membuktikan pada orang lain bahwa dirinya lebih pintar dan merasa yang paling benar ketimbang yang lainnya. Jika sudah begitu, lama-kelamaan topik yang dibahas akan meluas dan keluar jalur yang justru tidak ada manfaatnya. Bahkan banyak yang sampai membawa-bawa masalah pribadi lawan bicara karena terlalu menuruti emosi dan tidak ingin dikalahkan.
Muhammad Rasulullah SAW bersabda: "Tinggalkanlah perbantahan, karena perbantahan tidak dapat dipahami hikmahnya, dan tidak dapat dijamin keamanan fitnahnya." (HR. At-Thabrani)
Cobalah tengok di media sosial, televisi, radio, atau media apa saja yang ironisnya menyediakan wahana untuk berdebat. Misalnya saja debat calon presiden dan wakil presiden. Adakah manfaatnya? Bukankah jauh lebih baik jika langsung membuktikan daripada sibuk berdebat untuk menunjukkan janji-janji manis yang belum tentu diingat saat terpilih nanti? Akan ada banyak kebohongan yang muncul selama perdebatan berlangsung. Lihat juga grup-grup di media sosial yang berkedok anti money game, anti partai ini, anti grup ini, anti aliran ini, dan anti-anti lainnya. Yang diperdebatkan benar-benar tidak ada manfaatnya dan berujung pada saling menghina, saling menyombongkan diri, saling memamerkan kelebihan dan harta, dan yang paling menyakitkan adalah mengolok-olok orang lain dan menganggapnya hina. Jika sudah seperti itu, tak jarang banyak pihak-pihak yang merasa teraniaya karena difitnah melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya.
Ummi Salamah ra. menurutkan, Rasulullah SWA bersabda: "Sesungguhnya sesuatu yang pertama kali diberitahukan Tuhan kepadaku dan dilarang untuk melakukannya setelah menyembah berhala dan meminum khamr adalah menantang orang." (HR. Ibnu Abid DUnya)
Kenapa menantang orang lain dilarang? Karena menantang sejatinya menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya lebih hebat dan lebih pintar daripada orang yang ditantang. Menantang sama saja dengan menunjukkan kesombongan. Lantas bagaimana jika ada orang yang suka mencela atau menghujat orang lain, suka mengkritik, mencemooh, atau menjatuhkan orang lain? Bukankah cara yang paling tepat adalah menantangnya untuk menunjukkan hasil karya atau kinerjanya, agar semua orang tahu bahwa orang tersebut hanya bisa berbicara saja? Yang paling baik adalah membiarkan saja orang-orang seperti itu. Bukankah jika ada sesuatu yang baik, pastilah ada sesuatu yang buruk sebagai penyeimbangnya? Dengan adanya orang-orang seperti itu, berarti kita dituntut untuk lebih bersabar dan justru menunjukkan pada mereka bahwa kita sama sekali tidak terpengaruh oleh omongan-omongan yang menyakitkan. Jika kita menantang mereka atau malah menanggapi omongannya, kita sama saja dengan mereka.
Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah suatu kaum tersesat setelah diberi petunjuk oleh Allah, kecuali mereka mendatangi perdebatan." (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa meninggalkan perbantahan, padahal ia dalam pihak yang benar, niscaya dibangunkan rumah untuknya di surga yang paling tinggi. Dan barangsiapa meninggalkan perbantahan sedang ia dalam pihak yang salah, niscaya dibangunkan untuknya rumah di tengah-tengah surga." (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sebenarnya tidak sulit meninggalkan perdebatan. Yang sulit adalah menahan ego yang tinggi karena merasa tidak ingin dikalahkan atau tidak ingin dianggap buruk oleh banyak orang. Orang yang merasa paling benar, seringkali terus saja menanggapi orang yang menurutnya salah dan merugikan banyak pihak. Sedangkan orang yang menjadi pihak yang dianggap bersalah, akan sekuat tenaga mempertahankan pendapatnya dan mengungkapkan apa saja kejadian yang menurutnya fakta untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Jikalau kita bisa meredam emosi dan lebih bersabar, sebaiknya hindari saja perdebatan yang tidak ada hikmahnya seperti ini. Apalagi jika perdebatan itu terjadi di dunia maya yang justru semakin menambah pundi-pundi dosa, karena siapapun tidak akan tahu apakah kalimat yang tertulis di forum perdebatan itu merupakan kejujuran atau hanya fitnah belaka.

Untuk itu, sebagai umat Islam sebisa mungkin kita harus menghindari perdebatan, meskipun kita berada di posisi yang benar sekalipun. Tak usah menghiraukan pandangan dan pemikiran orang lain mengenai diri kita hanya karena kita tidak mengungkapkan pembelaan di depan forum perdebatan. Biarlah hanya Allah, diri kita sendiri, dan Malaikat yang tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, agar hati kita senantiasa terhindar dari penyakit hati, gelisah, tidak  nyaman, dan jauh dari ketentraman.  Sebenarnya hadits Rasulullah di atas tidak hanya berlaku untuk umat Islam saja, melainkan untuk seluruh umat manusia dari agama manapun. Menghindari perdebatan sama saja dengan menghindari penyakit hati.

(By : Alya Feliz)
 
 
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. OPEN MINDED - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger